Mitos Penyakit Ditampar Setan

“Paraah… Ternyata bener-bener angker kuburan itu. Teman ane semalem abis lewat situ langsung sakit parah. Mukanya kayak abis ditampar setan,” ujar Riatna setengah begidik. “Ah yang bener ente? Gimana ceritanya bisa temen ente kena tampar setan,” ujar Fuad yang penasaran dengan cerita Riatna.
Suasana warung kopi yang awalnya ramai pun berubah menjadi hening. Semuanya ingin mendengarkan cerita Riatna. “Jadi gini ceritanya, dia semalem baru balik abis turing dari puncak. Nah di perjalanan pulang dia tuh katanya ketinggalan rombongan dan harus lewat pekuburan angker. Karena dia takut, dia ngebut dah,” ujar Riatna.


“Awalnya sih gak kenapa-napa. Tapi pas bangun tidur tadi pagi, entah kenapa mukanya jadi mencong gak bisa digerakin. Ngeri dah pokoknya. Kayak orang stroke. Sekarang sih lagi ditangani orang ‘pinter’. Katanya dia kena tabok setan karena gak permisi waktu lewat pekuburan itu,” lanjut Riatna. “Waduh, ane jadi takut lewat situ,” bisik Fuad.
——————————————–
Istilah ditampar setan atau ditabok setan memang telah menjadi cerita umum dalam masyarakat Indonesia. Ditampar setan adalah istilah yang biasa digunakan untuk seseorang yang mengalami ‘kelumpuhan’ pada otot di salah satu sisi wajah. Banyak masyarakat percaya jika itu disebabkan oleh tamparan setan karena si pasien yang terkena penyakit itu biasanya usai melakukan perjalanan malam. Namun apakah benar penyakit yang seperti lumpuh separuh wajah itu disebabkan tamparan makhluk halus atau ada penyebab lain?

Penyakit ditampar setan menurut ilmu medis sebenarnya adalah kelumpuhan pada syaraf wajah. Istilah medis untuk penyakit ini adalah Bell’s Palsy. Kata pertama (Bells) diambil dari nama dokter bedah asal Skotlandia yang pertama kali menemukan penyakit ini pada abad 19 (1821), yaitu Sir Charles Bell. Sementara Palsy adalah istilah untuk kelumpuhan pada otot.

Seseorang yang terkena serangan Bell’s Spalsy wajah menjadi tidak simetris atau sedikit turun. Kelopak mata sulit atau bahkan tidak bisa dipejamkan. Selain itu ia juga merasakan sensasi seperti mati rasa di sisi wajah yang terkena gangguan ini. Berbeda dengan kasus stroke, Bell’s Palsy tidak disertai kelemahan anggota gerak tubuh. Karena memang ada perbedaan yang mendasar antara Bells palsy dengan serangan stroke. Kalau Stroke disebabkan oleh kerusakan otak yang mengendalikan pergerakan otot tubuh. Sedangkan Bell’s Palsy dikarenakan kerusakan langsung pada saraf wajah.

Gangguan Bell’s Palsy ini sendiri salah satunya disebabkan oleh terpaan angin malam yang terus-menerus ke arah wajah. Sehingga biasanya yang terkena serangan ini adalah seseorang yang kerap melakukan perjalanan malam menggunakan kendaraan motor tanpa melindungi wajahnya dari hembusan angin. Hal inilah yang menyebabkan orang-orang dahulu kerap mengkaitkan penyakit ini dengan gangguan makhluk halus. Karena efeknya yang membuat wajah rusak sebelah sehingga dianggap pasien yang terkena itu merupakan korban tamparan setan.

Namun selain mengenai pengendara motor, gangguan ini juga dapat menyerang seseorang yang terkena angin langsung dari jendela mobil, kipas angin atau pendingin ruangan (AC). Karena angin yang terus-menerus menerpa wajah dapat menyebabkan pembengkakan dan penjepitan syaraf. Beberapa ahli juga mengatakan penyakit ini bisa disebabkan virus yang membuat syaraf menjadi bengkak.

Oleh karenanya, jika seseorang terkena gangguan ini jangan menunda untuk segera berobat ke dokter ahli bukan ke dukun. Karena secara umum, Bells Spalsy dapat disembuhkan seperti kondisi sediakala asalkan proses penyembuhan dilakukan sedini mungkin. Namun waktu proses penyembuhan tentu saja tergantung tingkat kerusakan syaraf yang terjadi.


0 komentar:

Posting Komentar